Seorang filsuf besar dari Athena, Socrates, dikenal karena kutipannya ini. “Hidup yang tidak diuji (direfleksikan), tidak layak untuk dijalani”. Pernyataan ini membawa pesan yang sangat mendalam tentang pentingnya refleksi sebagai upaya untuk menemukan makna dalam hidup ini. Maka dari itu, SCU rutin menyelenggarakan Refleksi Karya setiap tahunnya. Memasuki tahun 2025, “Perjumpaan yang Mengubah,” menjadi tema Refleksi Karya. Para dosen dan tenaga kependidikan pun diajak merefleksikan momen perjumpaan paling berkesan antar sivitas akademika.
Kegiatan ini juga sekaligus menjadi ruang refleksi bagi dosen dan tenaga kependidikan SCU, untuk memaknai perjalanan berkarya selama setahun ke belakang. Dalam hal ini, termasuk mengevaluasi sejauh mana implementasi nilai sukacita (joyful), kepedulian terhadap sesama (cura personalis), dan makna (reflektif). Ketiga nilai merupakan pedoman SCU dalam menjalankan perutusan sebagai perguruan tinggi Katolik.
Sebelumnya, para dosen dan tenaga kependidikan telah membuat refleksi pribadi dalam bentuk puisi, tulisan, video, lagu, lukisan, poster, ataupun karya seni lain. Setidaknya, terdapat lebih dari 200 karya yang terkumpul dan nantinya akan dikemas dalam bentuk EPUB. Beberapa karya diantaranya dipamerkan di Auditorium Agnes Widianti, Kampus 1 SCU Bendan pada Kamis, 27 Februari 2025.
“Harapannya, perjumpaan-perjumpaan yang mengubah, yang terekam dalam hasil karya tersebut dapat saling menginspirasi, mengapresiasi dan meneguhkan satu dengan yang lain,” terang Rektor SCU Dr. Ferdinandus Hindiarto. Lebih lanjut, ia pun menilai pentingnya refleksi ini untuk memupuk semangat kesatuan dan mengembangkan semangat inovatif dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa.
Sementara itu, Ketua Yayasan Sandjojo Rm. P. Wiryono Priyatamtama mengumpamakan interaksi tersebut seperti perjumpaan Yesus dengan dua murid dalam perjalanan menuju Emaus. Perumpamaan sekaligus menjadi landasan tema Refleksi Karya 2025, di mana setiap interaksi sivitas akademika SCU diharapkan dapat menginspirasi satu sama lain. Hal ini menurutnya juga sejalan dengan Ensiklik Fratelli Tutti, No. 205.
Sejalan dengan itu, kehadiran RD. Yohanes Driyanto, Drs., LJC. semakin meneguhkan peran dosen dan tenaga kependidikan dalam melayani mahasiswa. Dalam sampaiannya, beliau mengutip Injil Efesus 2:10 yang berbunyi “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
Melalui kegiatan ini, para dosen dan tenaga kependidikan SCU semakin diteguhkan dengan perjumpaan satu sama lain dalam menjalani perutusan di Kampus Ungu.