Rabu (5/3), Program Doktor Ilmu Lingkungan Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan (FITL) Soegijapranata Catholic University (SCU) atau lebih dikenal dengan Unika Soegijapranata menyelenggarakan webinar bertajuk “Perubahan Iklim dan Persoalan Energi.” Webinar ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memperluas wawasan, pemahaman, dan kepedulian terhadap perubahan iklim dan persoalan energi di dunia, khususnya di Indonesia.
Webinar ini menghadirkan tiga narasumber, salah satunya adalah Prof. Dr. Ir. Daniel Murdiyarso, M. S., selaku Guru Besar Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Peneliti Senior Center for International Forestry Research (CIFOR). Dalam webinar ini, Prof. Murdiyarso memaparkan materi tentang hutan dan kaitannya dengan perubahan iklim. Beliau menyoroti bagaimana seharusnya terjadi keseimbangan antara oksigen dan karbon dioksida lewat peran hutan sebagai paru-paru dunia. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah menanam tumbuhan yang dapat menyerap banyak karbon dioksida, “contohnya Mangrove,” jelas Prof. Murdiyarso.
Selain beliau, Prof. Dr. Ignasius Dwi Atmana Sutapa, M. Sc, selaku Guru Besar Teknik Lingkungan dan Executive Director Asia Pacific for Ecohydrology (APCE) UNESCO C2C juga turut hadir dalam webinar ini sebagai narasumber. Prof. Ignasius menyoroti bagaimana keseimbangan air dan energi, khususnya energi terbarukan yang akan menjadi isu utama di masa mendatang agar semua kebutuhan akan hal tersebut tetap tersedia dan tercukupi.
Narasumber ketiga adalah Prof. Dr. Ir. Budi Widianarko, M. Sc, selaku Guru Besar Ekologi dan Keamanan Pangan FITL SCU, yang memaparkan tentang netralitas karbon melalui pendekatan pangan. Isu ini penting mengingat Prof. Budi menegaskan, “Indonesia menempati urutan kedua negara penghasil sampah makanan terbanyak setelah Arab Saudi, dan diikuti Amerika Serikat.”
Dr. Florentinus Budi Setiawan M.T, selaku Ketua Program Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL) SCU berharap dari kegiatan ini bukan hanya memupuk kepedulian individu maupun masyarakat, tetapi juga dari berbagai pihak seperti perusahaan atau pemerintah untuk turut membangun kepekaan terhadap perubahan iklim dan persoalan energi, “kalau masing-masing saling punya (kepekaan dan kepedulian) nanti menuju ke arah yang lebih baik akan semakin mudah,” jelas Budi.
SCU sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbaik di Jawa Tengah juga mengabdikan diri sebagai PTS yang peduli terhadap perubahan iklim dan persoalan energi. Ini dibuktikan dengan adanya Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan (FITL) di SCU yang menawarkan Program Studi Rekayasa Ilmu Lingkungan (s1), Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (s2), dan Program Doktor Ilmu Lingkungan (s3).
Sebelumnya juga, Himpunan Mahasiswa (HIMA) Program Studi Arsitektur Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD)SCU juga menyelenggarakan seminar dengan mengangkat isu lingkungan bertajuk “Ekologi Integral pada Ruang Binaan” yang menjelaskan bagaimana peran bidang arsitektur dalam mementingkan kebutuhan manusia lewat desain bangunan dan infrastruktur tanpa mengurangi keanekaragaman hayati di sekitarnya. [Humas SCU/Hil]