Berangkat pada keprihatinan terhadap kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pendidikan katolik, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang (KAS), Mgr. Dr. Robertus Rubiyatmoko, mengeluarkan surat gembala bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2023 lalu. Dalam surat tersebut, Mgr. Rubi mengajak para umat KAS untuk bersinode. Mulai dari orang tua yang merupakan pelaku langsung pendidikan katolik di tingkat paroki dan lingkungan sampai para peserta didik sebagai subjek langsung menjadi ekosistem yang penting dalam sinode ini. Selain itu, lembaga pendidikan serta para pengusaha juga turut terlibat dalam ekosistem sinode ini.
Mulai dari sekolah, tenaga kependidikan, sampai siswa dan lulusan mengalami penurunan kualitas, “tentunya harus diambil suatu tindakan bersama supaya penurunan ini tidak terus menerus terjadi, tetapi menjadi titik balik pendidikan katolik berkualitas (baik) kembali,” jelas Joseph Indra Suryajaya, selaku anggota Tim Peduli Pendidikan KAS.
Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata sebagai salah satu institusi perguruan tinggi katolik, ikut berpartisipasi dalam sinode ini sebagai penyelenggara Talkshow Sinode Pendidikan bertajuk “100% Pengusaha 100% Katolik.” Sinode ini melibatkan para pengusaha di lingkup KAS dalam menyampaikan gagasannya terkait peningkatan kualitas pendidikan katolik di Indonesia.
Tim Peduli Pendidikan KAS bersama Soegijapranata Student Career Center (SSCC) SCU menyelenggarakan kegiatan ini pada Minggu, 9 Juli di Gedung Thomas Aquinas (TA), Kampus 1 SCU, Bendan secara hybrid (online dan offline). Talkshow ini merupakan rangkaian Sinode Pendidikan yang telah dimulai pada Juni lalu.
Sampaian Narasumber
Kegiatan ini menghadirkan rektor SCU, Dr Ferdinandus Hindiarto serta salah satu pengusaha katolik KSA, Rv. Kristian Hardianto, sebagai narasumber.
Bukan hanya kepala sekolah, Kristian menekankan perlunya keterlibatan komunitas serta yayasan untuk mendukung kualitas pendidikan, “bukan hanya konsentrasi di hardskill, melainkan juga softskill,” tambahnya. Kualitas pendidikan sendiri menurut Dr. Ferdinand dapat dilihat dari bagaimana kualitas lulusannya.
Beliau menganggap pentingnya 3C (Communication, Creative Thinking, Collaboration) sebagai bentuk softskill yang harus dimiliki oleh para lulusan yang berkualitas. “Sedang kami godok (creative thinking), tapi yang ketiga (collaboration) sebuah tantangan karena mendidiknya luar biasa,” jelasnya terkait usaha SCU dalam mendorong kualitas lulusan.
Lewat SSCC, SCU memberikan pelatihan softskill kepada mahasiswanya di luar ruang kelas, “sebelum menjadi alumni kontak SSCC, kita akan memberikan softskill siap kerja agar kepercayaan dirinya juga lebih mantap,” jelas Yuliana Sri, Kepala SSCC SCU.
Indra menargetkan rangkaian Sinode Pendidikan ini akan selesai pada akhir Juli ini. Nantinya semua output dari seluruh ekosistem, lingkungan, serta paroki akan ditindak lanjuti pada Oktober mendatang. [Humas SCU/Hil]