Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Soegijapranata Catholic University (SCU) kembali menggelar Teaching Capacity Building (TCB) 2 pada Rabu (15/02). TCB 2 ini menghadirkan Drs Eka Priyatna MSc PhD dari Universitas Sanata Dharma untuk berbagi pengalaman mengenai pembelajaran yang menyenangkan melalui teknologi Artificial Intelligence (AI) kepada para dosen yang berkarya kurang dari 15 tahun. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Theater, Gedung Thomas Aquinas lantai 3, Kampus Bendan SCU.
Kehadiran Drs Eka Priyatna mengajak seluruh dosen yang hadir dalam TCB 2 untuk menjadi pendidik yang berkualitas dalam menghadapi perkembangan zaman salah satunya kehadiran Artificial Intelligence (AI).
Drs Eka Priyatna MSc PhD menuturkan bahwa tujuan besar kita sebagai pendidik adalah menghasilkan pribadi yang berkepenuhan dalam hidup. Artinya, mereka mampu menjadi manusia yang humanis.
“Kita tentu senang kalau mahasiswa kita menjadi kritis, mandiri, dan kreatif. Ini bukan kata sembarang, tetapi kata itu akan muncul dari konteks yang tepat. Abad ini akan menjadi abad yang bermakna dan menyelamatkan generasi muda, jika mereka memiliki nilai kritis,” tutur Eka Priyatna.
Selain itu, Eka Priyatna juga mengajak seluruh dosen untuk terus bahagia dengan kehidupannya dan jangan pernah terpaksa menjadi dosen. Kesempatan Teaching Capacity Building (TCB) 2 membawa warna yang baru untuk mendefinisikan makna “mendidik”. Pasalnya, di era Artificial Intelligence memudahkan mahasiswa untuk mendapat informasi, tetapi dosen atau tenaga kependidikan tidak hanya sekadar membagikan pengetahuan, karena AI sudah lebih canggih, tetapi fokus terkait bimbingan dalam pembentukan karakter dan pemberdayaan melalui pendidikan.
Berbicara mengenai Filsafat Pendidikan, Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) merujuk pada tokoh Romo Driyarkara. Dalam beberapa pokok pemikiran Romo Driyarkara mengenai pendidikan, tertuang bahwa “Mendidik merupakan perbuatan fundamental yang bertujuan untuk mengubah, menemukan dan membentuk hidup manusia. Sebagai perbuatan fundamental pendidikan berpangkal dari sikap fundamental cinta dalam arti cinta yang murni, yaitu cinta yang mengarah pada kepentingan yang dicintai bukan yang mencintai”
Rektor SCU, Dr. Ferdinandus Hindiarto menambahkan, “Ketika mendidik kita menjalankan sesuatu yang luar biasa, maka kita harus punya pondasi kuat karena kita bukan hanya sedang men-transfer pengetahuan, tapi juga membentuk mahasiswa kita” tuturnya.