MENJALANI profesi sebagai psikolog, membuat Maharani Kusumaningrum SPsi MPsi mau tidak mau harus bertemu banyak orang. Selama praktik konseling, ia mengaku berjumpa dengan berbagai karakter orang dengan beragam masalah yang berbeda.
“Mulai dari kasus orang tua-anak, kasus percerian, mantan pasien sakit jiwa, kasus lansia yaang depresi, mahasiswa frustasi, phobia, luka batin, semua pernah saya hadapi,” ungkap perempuan yang akrab disapa Maharani itu kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Kendati demikian, Maharani mengaku tetap menghadapinya dengan enjoy. Menurutnya, hal tersebut justru selalu memberikan pengalaman dan pelajaran yang tak ternilai harganya.
“Mungkin bagi kebanyakan orang tidak terlalu berminat dengan bidang seperti ini. Namun bagi saya, memberikan pengalaman yang luar biasa,” kata alumnus S1 dan dan S2 Unika Soegijapranata ini.
Ia menambahkan, sejak menempuh pendidikan di jenjang SMP, dirinya telah bercita-cita menjadi seorang psikolog. Hal itu dikarenakan dirinya telah terinspirasi dengan seorang psikolog profesional di Jakarta yang juga seorang pemerhati anak autis.
“Saya kemudian mengambil psikologi klinis supaya lebih bisa mendalami kejiwaan seseorang dan gangguan mental,” sambung perempuan yang pernah magang di RSJ Magelang ini.
Selain membuka praktik konsultasi psikolog, alumnus SMP dan SMA Nasional Karangturi Semarang ini juga dikenal sebagai seorang trainer dan public speaker untuk acara-acara seminar dan pelatihan di perusahaan.
Selain itu, juga menjadi wedding singer dan seorang violist (pemain biola). “Kami juga rutin mengadakan kelas pelatihan self healing, leadership, grafologi, hipnoterapi, dan lain sebagainya,” kata perempuan yang berencana melanjutkan pendidikan S3 ini.
Tautan : http://www.radarsemarang.com/