“ Melakukan apa yang bisa dilakukan dan memaksimalkan waktu yang ada” menjadi motto pegangan dari J. Mario Kukuh Anthorina, yang terpilih menjadi salah seorang wisudawan terbaik periode I tahun 2020 dari program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata Semarang. Pria yang akrab disapa Mario ini berhasil lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,32.
Anak pertama dari pasangan Antonius Luddy Darmanto dan Katarina Sukmawardani ini mengaku senang dan bangga ketika mendengar dirinya terpilih sebagai wisudawan terbaik.
“Perasaan saya senang dan bangga. Pertama saya bangga terhadap pencapaian, kedua terhadap usaha diri sendiri. Menurut saya untuk mendapatkan hasil yang tidak gampang tuh butuh usaha yang keras dan keseriusan dalam berproses.” Kata Mario.
Pria kelahiran Semarang, 29 Mei 1996 ini menyampaikan alasan mengapa ia masuk DKV Unika Soegijapranata.
“Saya masuk DKV karena saya melihat kemampuan diri saya ada di situ sehingga munculah ketertarikan pada awalnya. Kemudian ketertarikan itu semakin bertambah ketika saya menjalani perkuliahan di DKV Unika. Saya merasa senang dengan yang saya pelajari, dan saya juga melihat bahwa saya bisa maju berkembang serta mendapat peluang kerja dari bidang ini.” Kata Mario.
“Sebenarnya dulu saya kembali ke Semarang karena saya kembali ke orang tua, lalu karena saat itu masih belum tau tentang Universitas Katolik yang oke di Semarang jadi saya masih mencari-cari dan bertanya-tanya ke orang. Lalu dengar-dengar ada Unika, jadi saya memilih Unika.” tambahnya.
Mengenai skripsinya, alumnus SMA Seminari St. Petrus Canisius Mertoyudan ini mengangkat judul “Perancangaan Desain Event Sebagai Strategi Guna Meningkatkan Eksistensi Musik Keroncong”. Dalam perancangannya ini, Mario menggunakan pendekatan event dan desain.
“Alasan saya mengangkat tema tersebut karena menurut saya event adalah sarana yang kompleks untuk mengaplikasikan apa yang telah dipelajari di DKV, baik itu dari segi promosi, branding, segi desain panggung, digital, konvesional dan non konvesional. Selain itu, Event juga menjadi kegiatan singkat yang mana ilmu kita bisa diterapkan di situ. Lalu kemudian, saya memilih event musik dalam perancangan ini karena musik sendiri merupakan hobi lain saya sejak dulu.” jelas Mario.
“Dalam perancangan ini, saya membuat pameran interaktif yang mana di sini saya memberikan informasi kepada masyarakat dan orang-orang yang datang mengenai musik keroncong, baik itu dalam hal sejarahnya, tokoh-tokohnya, kemudian alat- alat music keroncong dan cara penggunaannya. Kemudian saya mendesain panggung yang mana di sana terdapat banyak desain juga yang saya terapkan. Lalu saya merancang promosi event itu dengan strategi konvensional seperti media cetak, dan non konvesional.”
“Targetnya adalah masyarakat Kota Semarang yang ingin menikmati event musik. Jadi saya ingin mengemas event musik keroncong dengan modern sehingga orang yang tidak tahu tentang music keroncong bisa tahu apa itu musik keroncong, sedangkan yang sudah tau tetap dapat menikmati musik keroncong dengan sajian yang lebih modern tanpa meninggalkan eksistensi musik keroncong. Saya menerapkan segala desain yang saya pelajari di DKV dalam perancangan event ini. Perancangan ini dibuat agar dapat menampilkan citra music keroncong itu. Tujuan akhirnya ialah dapat mempertahankan musik keroncong, karena saat ini, semakin berkembangya jaman, eksistensinya musik keroncong semakin berkurang,” jelasnya.
Mario yang saat ini telah memasuki kesibukan dunia kerja berpesan kepada para mahasiswa Unika.
“Kepada para mahasiswa Unika, apa yang kita dapatkan dari kampus itu belum seberapa bila dibandingkan dengan yang asli di lapangan. Dalam waktu empat tahun sebisa mungkin eksplore sendiri kemampuan kalian, jangan mengandalkan hanya pembelajaran di kampus saja supaya dapat pengetahuan yang luas. Teruntuk para mahasiswa DKV, karena desain itu dilandasi luas nya pengetahuan seorang desainer. Ketika desainer itu malas, maka dia akan kesulitan saat masuk dunia kerja. Jadi jangan malas untuk mengexplore pengetahuan baru.” (CBL)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi