Melisa Soediono tidak percaya mendapatkan pemberitahuan bahwa ia menjadi salah satu wisudawan terbaik dengan IPK 3,27. “Puji Tuhan diberi lebih karena selama saya studi, saya tidak pernah membayangkan menjadi wisudawan terbaik. Bagi saya, hal ini merupakan bonus yang harus saya syukuri…” ungkapnya.
Awalnya alumni SMA Kebon Dalem Semarang ini juga tidak memiliki keinginan untuk kuliah, apalagi mengambil jurusan hukum yang bukan cita–citanya. Melisa, panggilan akrabnya, mengaku bahwa masuk jurusan hukum atas dasar dorongan dari orang tuanya terutama dari ayahnya. Setelah masuk Fakultas Hukum dan Komunikasi, ternyata ia tidak menyesal dan merasa nyaman dalam berproses.
“Tahun pertama kuliah, saya hanya sekedar kuliah kemudian pulang. Tapi tahun 2012 saya mulai bergabung di BEM Fakultas dan MAHUPA (Mahasiswa Hukum dan Komunikasi Pencinta Alam), disitulah hidup saya mengalami banyak perubahan. Banyak hal yang saya dapat, baik pengalaman, ilmu dan relasi serta lebih peka dengan lingkungan sekitar. Melalui organisasi pun, saya terbantu untuk keluar dari zona nyaman…”
Baginya, Unika Soegijapranata merupakan rumah kedua karena sebagian besar waktunya dihabiskan di Unika. Melisa mengatakan bahwa ia merasa nyaman dengan kampus ini karena rekan–rekannya, para dosen dan staff selalu memberikan kesan kekeluargaan. Ia pun bangga atas kemajuan kampus Unika khususnya Fakultas Hukum dan Komunikasi. Baginya, pelayanan di kampus sudah sesuai dengan harapannya, yaitu “Unika Sepenuh Hati.”
Motto hidupnya yaitu, “Semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang pula anginnya.” Secara pribadi, perjuangannya selama menyelesaikan studinya seperti pohon yang menjulang tinggi dan bertahan menghadapi kencangnya angin kehidupan yang menghadang.(GS)