Gregorius Alvin Raditya Santoso merupakan salah seorang wisudawan terbaik periode II tahun 2019 dari prodi Game Technology Fakultas Ilmu Komputer Unika Soegijapranata Semarang. Pria yang akrab disapa Grego ini berhasil lulus dengan indeks Prestasi Kumulatif 3,96 dan menyandang predikat cum laude.
Pria kelahiran Semarang, 24 Januari 1997 ini mengakui bahwa dirinya gemar bermain game sejak kecil. Kegemarannya dalam bermain game ini semakin membuatnya penasaran dan ingin membuat game sendiri. Alhasil, muncullah keinginan dalam diri Grego untuk menjadi seorang programer game.
Dalam skripsinya, Grego mengambil judul “Perancangan Game Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia Berbasis Kinect”. Alasan alumnus SMA Kolese Loyola ini mengangkat game bertemakan sistem pencernaan manusia ialah untuk mempermudah proses pembelajaran mengenai sistem pencernaan manusia.
“Selama pembelajaran dari SD dan SMP, saya merasa materi mengenai sistem pencernaan manusia ini sangat sulit karena banyak hal yang harus dihapalkan seperti enzim-enzim, dan gerakan-gerakan tertentu. Kemudian saya berpikir bagaimana kalau saya mencoba untuk membuat game edukasi mengenai sistem pencernaan manusia agar dapat menjadi menarik dan memudahkan proses pembelajaran mengenai sistem pencernaan manusia.”
Kinect sendiri merupakan sebuah sensor gerak yang dipopulerkan oleh Xbox. Permainan edukasi dengan menggunakan sistem gerak ini sangat mudah, yaitu cukup menggunakan tangan sebagai penggeraknya. “Dalam permainan ini saya menggunakan tangan sebagai penggeraknya. Misalkan ketika hendak mengunyah, kita cukup menepuk kedua tangan seolah-olah seperti mulut yang sedang mengunyah,”
Menurut Grego, target dari pembuatan permainan edukasi sistem pencernaan manusia ini ditujukan untuk pelajar SMP. “Target dari game pembelajaran ini saya tujukan kepada pelajar SMP. Alasan saya memilih pelajar SMP ialah karena anak SMP itu lebih fleksibel. Sejak SD mereka sudah pernah mencicipi materi mengenai sistem pencernaan meski tidak sekompleks saat SMP. Jadi saya merasa pas saja bila targetnya itu kepada anak SMP.”
Selama berkuliah di Unika Soegijpranata, Grego mengaku cukup senang karena ada banyak pengalaman yang ia dapat. Pada awalnya Grego tidak tertarik untuk terlibat dalam kepengurusan organisasi. Namun, semakin lama ia semakin sadar bahwa ketika masa kuliah hanya dilewati dengan cara kuliah-pulang-kuliah-pulang, maka lama kelamaan akan merasa bosan dan tidak ada tantangannya sama sekali. Menyadari hal itu, akhirnya Grego memutuskan untuk terlibat aktif dalam organisasi seperti BEM dan Senat Fakultas. Selain itu, ia juga aktif dalam UKM Wanacaraka.
Menjadi salah seorang wisudawan terbaik tentu tidak lepas dari motivasi Grego selama ia menjalani perkuliahan di Unika. Motivasi Grego bermula dari keinginannya untuk membahagiakan orangtua.
“Saya ingin membahagiakan orangtua. Ketika kita disekolahkan oleh orangtua, tentu orangtua akan berharap banyak pada kita. Ketika saya kuliah, saya menyadari bahwa saat SMP-SMA saya merasa kurang niat, masa gelar S1 juga gak niat. Jadi, motivasi saya tuh ingin membuktikan kepada orangtua bahwa ini adalah jurusan yang aku pilih dan aku bisa bagus di sini,”
Kepada para mahasiswa Unika, Grego berpesan agar para mahasiswa tidak menganggap kuliah sebagai beban, melainkan dijadikan sebagai proses pembelajaran untuk menunjukan bahwa diri kita layak berada di kehidupan bermasyarakat. (CBL)
Peringati 25 Tahun Wafat, SCU Gelar Seminar Kawal Rm. Mangunwijaya Jadi Pahlawan Nasional
Soegijapranata Catholic University (SCU) menggelar Seminar “Jejak Karya Mangunwijaya: Menuju