Berawal dari tugas membuat film berbahasa Jawa, Noverio Ady Prakoso mulai tertarik pada dunia sinematografi. Ia bersama beberapa kawan SMA-nya mulai mengarang cerita, membuat naskah, dan film pendek. Setelah selesai, Noverio tak cepat puas begitu saja. Ia berniat melanjutkan hobinya.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Keinginan Noverio melanjutkan kiprah di sinematografi teruwujud setelah ia bergabung di Kofi Milk, salah satu unit kegiatan kampus di Unika yang bergerak di bidang sinematografi. Kelak, kelompok inilah yang menempa kemampuan Noverio dalam bidang sinematografi. Terutama sebagai sutradara. Sebelum gabung Kofi Milk, Noverio sudah menggarap film dokumenter bertemakan difabel, lo. Karya pertamanya saat kuliah itu nggak yang berdurasi sekitar 10 menit itu diikut sertakan pada kompetisi film dokumenter yang diadakan Tahoe Coklart pada 2014. “Karena tema besarnya ‘’Untukmu Indonesia’’, aku mengangkat peran difabel untuk negeri ini,” cerita mahasiswa Fakultas Hukum Unika. Sebagai sutradara, Noverio merasa bakatnya makin terasah. “Keberhasilan membuat film dokumenter itu bisa diukur dari tanggapan penonton. Kalau penonton mengerti dan merasakan cerita filmnya, ya berarti pesan yang ingin disampaikan sutradara berhasil,” ujarnya.
Yap, bagi cowok berambut panjang ini, menjadi sutradara merupakan tugas yang didambakan sejak lama. Dengan menjadi sutradara, ia ingin menunjukan identitas dirinya. Sedangkan inspirasi ide cerita bisa didapat darimana saja. Noverio kerap melakukan diskusi dengan beberapa kawannya untuk meminta sumbangsih ide cerita. Kalau masih dirasa kurang, ia memilih alternatif lain seperti membaca buku atau berimajinasi di dalam kamarnya. Berkat kegigihan serta usaha kerasnya, film dokumenter bertemakan difabel karyanya berhasil menyabet Juara I Kategori Film Dokumenter. Kompetisi se- Jawa Tengah dan DIY saat itu menjadi titik awal langkahnya di dunia sinematografi. Usai memenangi Tahoe Coklart, Noverio memutuskan bergabung ke Kofi Milk.
Ia berharap bisa mengembangkan kemampuannya. Tak hanya itu, ia juga memiliki keinginan membawa Kofi Milk sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa yang bisa berkompetisi di bidang sinematografi tingkat nasional. Nah, untuk mengasah kemampuan sebagai sutradara, pertengahan tahun ini Noverio aktif menggarap film fiksi yang bercerita tentang kasus korupsi. Film berjudul Pisang Molen ini diikutkan dalam lomba film fiksi yang diadakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bagi Noverio, belajar menjadi sutradara adalah proses untuk mengetahui sejauh mana batas kemampuan dan bakatnya. “Selama belum mencoba, aku nggak akan tahu batasanku sampai dimana. Jadi aku perbanyak aksi dan nggak banyak komentar,” pungkas ketua Kofi Milk periode 2015. (92)
sumber : berita.suaramerdeka.com