Satu lagi mahasiswa UNIKA Soegijapranata menjadi pimpinan usaha bidang pendidikan, kali ini Eka Rudiputranta Kusumohardjo (22) kerap dipanggil Eka, seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis mendirikan sebuah lembaga bimbingan belajar bernama Origama Indonesia yang telah dirintis sejak 2 Februari 2015 lalu.
Motivasi ingin bekerja namun tidak mau menjadi pegawai, menjadikan Eka yang lahir pada 7 April 1993 ini sebagai bisnis owner dari Origama Indonesia, sebuah bimbingan belajar untuk murid SD sampai SMA. Awalnya karena terhimpit masalah keuangan dan keluarga, Eka yang sejak 9 Oktober 2014 hidup seorang diri karena orang tua meninggal dunia, tidak membuatnya terpuruk dalam kesedihan, sebaliknya justru terpacu semangatnya untuk menjadi seorang businessman yang sukses.
Sebelum muncul dengan nama Origama Indonesia, bimbingan belajar bentukan Eka bernama Azriel’s Solution, namun karena sulit dieja maka digantilah menjadi Origama yang berarti ‘Tuhan yang punya segalanya’. Pilihan Eka untuk membuka usaha di bidang bimbingan belajar (bimbel) didasari karena kesukaannya akan pendidikan. Disamping itu Eka juga memiliki pengalaman sebagai guru les privat selama 1 tahun di sebuah lembaga bimbel. Namun karena mentalnya tidak ingin jadi pegawai dan ikut orang terus-terusan inilah yang mendorong Eka untuk mendirikan usaha bimbel sendiri.
Origama Indoenesia melayani siswa-siswi pelajar SD-SMA serta menyediakan pelayanan untuk semua mata pelajaran. Terdapat dua macam kelas yang disediakan yaitu kelas privat (elite private) yang berisi 1 sampai maksimal 5 orang dan kelas group yang berisi lebih dari 5 orang. Proses pembelajarannya tidak dilakukan dirumah murid namun kegiatan belajar berada di Origama office yang berlokasikan di Jl. Karangwulan Selatan 805 Semarang 50136. Origama membuka kelas setiap hari senin-jumat pukul 14.00 – 21.00; sabtu pukul 10.00 – 18.00 dan untuk hari minggu diadakan dengan kondisi tertentu.
Keistimewaan Origama
“Keistimewaan Origama Indonesia dari lembaga bimbel yang lain adalah adanya garansi 100% , artinya uang les akan dikembalikan 100% jika murid tidak lulus ujian atau tidak naik kelas” tandas Eka yang ternyata memiliki visi yang besar yaitu memiliki 500 murid, 10.000 pengajar dan 1000 cabang di Indonesia. Tidak hanya menjamin kepintaran para murid, Origama juga bertanggung jawab dalam memberikan rapor kepada orang tua anak didik secara periodik. Keistimewaan yang lain yaitu Origama menyediakan modul pelajaran (gratis) dan jasa antar jemput bagi muridnya. Dan juga adanya reward bagi murid yang berprestasi, jika murid tersebut mampu mencapai standar tertentu dalam penilaian karakter dan tes grade.
Tidak hanya bercerita mengenai apa yang dikerjakan di Origama Indonesia, namun Eka juga membagikan motivasi bagi generasi muda, “Jadilah anak muda yang giat dan penuh semangat dalam berkarya, supaya bisa menjadi pemimpin yang dapat memajukan generasi bangsanya.” Demikian pesan Eka menutup perbincangannya. (jow)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi