Oleh: JC Tukiman Tarunasayoga, Pengajar Pascasarjana di UNIKA Soegijapranata, Semarang Di masa kanak-kanak saya, -sebutlah di tahun 1950 an- , mata uang seharga satu sen (sepersepuluhnya satu rupiah) masih berlaku untuk/sebagai transaksi jual-beli; bahkan juga ada yang berharga setengah sen. Uang itu berupa uang logam, dan karena banyaknya uang logam itu beredar, ada sebutan khas untuknya,… Continue reading Setali Tiga Uang: Gidhuh, Kisruh, lan Ribut (Part 1)